Sunday, September 12, 2010

Seberapa serius Anda dengan bisnis Anda?

Sebagian besar bisnis retail tumbuh dari bisnis retail tradisional. Hanya sebagian kecil yang tumbuh menjadi peritel skala lokal (kota kabupaten/kota/provinsi) dan ada beberapa ke regional (lintas provinsi) dan lebih sedikit lagi yang terdengar dalam skala nasional (memiliki cabang di beberapa kota).
Beberapa peritel lokal ini sekarang sudah memasuki generasi kedua. Bisnis yang dulunya berangkat dari bisnis ritel tradisional sudah tumbuh menjadi bisnis ritel modern. Beberapa di antaranya memiliki lebih dari satu toko.
Generasi kedua ini tidak pernah belajar bagaimana mengelola bisnis ritel modern. Pendidikan tinggi yang ditempuhnya pun sangat jauh dari dunia ritel. Masih bagus kalau sang pewaris bisnis ini menyukai bidang ini. Jika tidak? Maka bisnis ini sungguh-sungguh masuk ke dalam masa depan yang tidak jelas. Dalam beberapa kasus, jika pewaris bisnis tidak menyukai bisnis ritel, maka saya menyarankan untuk dijual saja kepada pihak yang memang memiliki passion di bidang ini.
Selain bisnis ritel yang diwariskan saya juga menjumpai beberapa pebisnis ritel baru yang masuk ke bisnis ini hanya bermodalkan visi, bahwa bisnis ritel adalah bisnis masa depan. Dengan visi yang kuat ini mereka masuk ke dunia ritel juga tanpa pengetahuan yang memadai. Ada lagi yang terang-terangan dan dengan sedikit nada bangga berujar bahwa mereka masuk ke bisnis ritel hanya dengan modal nekad.
Lalu apa yang harus dilakukan bagi kedua jenis pebisnis ini? Tidak ada cara lain selain belajar dan mengupayakan terjadinya transfer teknologi. Artinya, pelaku bisnis harus memahami bisnis ini sebelum mampu memberdayakan orang lain untuk membantunya.
Mempercayakan bisnis ritel kepada profesional tanpa si pebisnis memahami bisnisnya secara luar dalam sama artinya dengan menanti kesulitan di masa depan. Saya memiliki banyak contoh di mana bisnis ritel dikelola oleh profesional yang juga memiliki pengetahuan pengelolaan bisnis ritel yang setengah-setengah. Orang yang dipercayakannya sebenarnya hanya tahu sedikit dari pengalaman kerja sebelumnya dan setelah itu berhenti belajar. Apa yang terjadi? Bisa ditebak. Ilmu yang dulu cukup untuk masa lalu sekarang menjadi tidak cukup lagi karena kompetisi yang kian ketat. Cara-cara bisnis dijalankan pun sudah berubah. Kelakuan konsumen juga berubah. Bisnis harus dikelola dengan lebih baik lagi. Yang lebih parah adalah karena ketidaktahuan dari pemilik bisnis sehingga sampai dicurangi oleh orang yang diberi kepercayaan tadi. Ironis kedengarannya namun ini sering kali terjadi dan dalam banyak kasus lagi-lagi karena ketidaktahuan pemilik bisnis itu tentang bagaimana seharusnya prosedur operasi dari bisnisnya.
Masalah berikutnya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang bisa diserahkan tugas menjalankan operasi bisnis sehari-hari. Jika Anda berharap mendapatkan orang yang berpengalaman dan berkompeten? Tentu saja ada tetapi tidak ada jaminannya bahwa yang dilakukannya benar. Karena itu sekali lagi, jika Anda benar-benar serius dengan bisnis ritel Anda, pertama-tama yang harus dilakukan adalah seriuslah dalam MENDIDIK diri Anda sendiri sebelum Anda mampu mendidik orang-orang (pegawai) Anda.
Jika ada yang beranggapan bahwa biaya belajarnya terlalu tinggi maka sebaiknya pola pikirnya dirubah untuk melihat dana yang dikeluarkan sebagai “investasi jangka panjang”. Karena jika Anda ingin berhemat di investasi pendidikan maka Anda akan memboroskan waktu dan biaya di masa depan dikarenakan yang diduganya sebagai penghematan dari biaya untuk mencerdaskan diri sendiri.